Friday, February 29, 2008

Sniff sniff hikz2...

Istimewa

Suasana hati mencekam
Haus rasa NYAMAN
Buta arah hati mendekam
Pikiran busuk menguar menekan

Naik darah ke ubun-ubun
Menuju ke perihnya HATI berkata
Tiada rasa AMAN pun
hati hanya pasrah menerima

Injak, HINA, pukul, cemooh
CURIGA!
hancur... rasa
percaya pada
Hanya dia

Tiada kata terucap
Tiada perasaan terkecap
Tertekan batin
Tertekan pikiran

piss off!

Brengsek!

Kupikir kepala keledai aja lebih baik daripada otak dungu si brengsek itu.
Hah?!
Kenapa sih?
Bete aja... gak apa-apa...

Daripada guling2 pusing kepala, atau membuat kekacauan
Ini tinju serasa pingin melayang ke kepala bego
Tahan dong, jangan kayak gitu!

Kurang ajar! Tambah lagi si bego!
Siapa? Siapa?

Tidak peka! Udah lupa kali...
Sayang nggak sih?
Masih... (Suatu saat nggak akan sayang dong?)

AKU BOSEN SAMA KAMU!
daripada kayak gitu, ngomong aja terus terang kenapa sih???
AKU BOSEN SAMA KAMU!
Yuk yuk...

AKU BOSEN SAMA KAMU!
Sorry nggak ada pilihan
AKU BOSEN SAMA KAMU!
Sorry aku nggak ngerasa apa-apa

AKU BOSEN SAMA KAMU!
HAHAHAHA.... Gila lu!
AKU JUGA BISA BOSEN SAMA KAMU!
AH masa?!

Eh? NGGAK PERCAYA???!!!

Huhuhu..... huhuhuhu....AaaaaaarrrRRrrGGggGggghhhhHhhhHhhhHhh........

Monday, February 25, 2008

cipika-cipiki

Sambil caaaaapek mengelus punggung, kuku habis

lihat hp malah tambah jutek
Tapi aku sudah bilang "Aku sayang kamu"

Dan dibalas juga "Aku juga sayang kamu"
Bahagia hati ini.... sudah lama tidak mendengar kata-kata itu

Kapan terakhir kali aku mengatakan itu? Rasanya sudah lama sekali.
Benarkah bisa menjadikan hubungan menjadi dekat?

Kemarin pagi aku terbangun, melon yang membangunkan dengan menjilati jempol kakiku
sekali itu aku tidak bisa marah karena dia naik ke atas tempat tidur, seharusnya tidak boleh. Tetapi cara membangunkannya itu lucu banget.

Seandainya aku terbangun karena dicium pacar

kayaknya nggak mungkin

sendirian merana begini juga nggak asyik
padahal disekelilingku banyak teman-teman yang asyik
tapi kalo nggak ada pacar perasaan terusik
banyak kata-kata dalam pikiran berbisik

ketenangan batin...
kenapa aku begitu manja...

keluh
keluh
keluh

jam setengah 1, saatnya tidurr...

Wednesday, February 20, 2008

Bekerja dengan PAKAIAN 2

Lanjut...

Jadi yang benar yang mana nih?

Berpakaian untuk berekspresi apa kah itu salah?

Sebenarnya ketika di kampus aku menyadari, ketika ada peraturan agar mengenakan pakaian yang rapi dan bersepatu sebenarnya membiasakan kita dan mempersiapkan kita ke dunia yang 'sebenarnya'.

Peraturan membuat kita lebih teratur, membuat kita menjadi makhluk yang terkontrol
Orang yang dandanan serampangan, belum tentu orangnya serampangan, tapi bisa jadi serampangan. Cewek berdandanan seksi belum tentu cewek nakal, atau mungkin memang cewek nakal.Orang berdandan rapi juga belum tentu orangnya rapi.

Yang lebih2, mungkin, yang berdandan rapi dan klimis mungkin aja dalemnya bobrok!

Berpakaian itu menunjukkan diri kita, ketika di tempat kerja ketika kita berpakaian rapi, maka kita menunjukkan kita menghargai tempat dimana kita kerja.

Ketika di kampus kita mengenakan pakaian rapi dan bersepatu, maka kita menghargai guru-dosen, dan jurusan-fakultas tempat anda belajar.

Maka itu, ketika aku mengatakan ke mahasiswa2 yang mengenakan sandal jepit (atau celana pendek) "Terserah kalian, semua tergantung kesadaran Anda masing2 sebagai mahasiswa, apakah Anda merasa sebagai mahasiswa atau tidak." Aku hanya berpikir, ketika aku melarang dengan keras, mereka mungkin tersinggung, dan malah semakin menjadi2. Jadi lebih baik kukembalikan lagi pada mereka, supaya mereka yang memikirkan sendiri.

Kalau kusimpulkan sendiri, memilih baju dan mengenakan baju itu harus tepat kondisi dan situasi... Sebagai manusia kita memiliki etika, sudah selayaknya kita menjaga etika tersebut.

So!
Kembali ke masalah baju yang cuma kemeja ama sepatu melulu, dan kasihan nih baju fashionku cuma numpuk di lemari nangis minta dipakai.

Berekspresi bagiku bukan cuma di pakaian, aksesoris, gaya bertutur kata, atau gaya gerak-gerik tubuh juga sama bisanya untuk berekspresi. Bahkan kalau perlu dalam berdandan, sebagai perempuan yang dulu berkecimpung dalam seni dan desain wakakakaak... melukis wajah sendiri adalah suatu tantangan!

Ketika kerja memang harus ada yang dikorbankan...
Jadi aku berhura2 dengan baju fashionku setiap akhir minggu ekekekekeke....

Tuesday, February 19, 2008

Bekerja dengan PAKAIAN!!!

"Bekerja itu pakaiannya harus rapi dan sopan!"

"Waktu kuliah harus mengenakan pakaian rapi, dan bersepatu!"

Peraturan ada untuk dilanggar kan?
Hehehehe...

Ketika SD kita diberi seragam aja udah koar-koar mintanya baju bebas kayak waktu masih Playgroup. Ketika lepas seragam kita pinginnya bergaya ala self expression, karena yang namanya kuliah kan "BEBAS"!!! Itu anggapan kita terhadap seragam yang membelenggu kita kemudian ketika kuliah pakai baju bebas kita beranggapan kita bebas berekspresiiii.....!!

Waktu kuliah dulu, ada peraturan ketat yang mengharuskan para mahasiswanya mengenakan pakaian rapi (untung kaos boleh, sedangkan beberapa dosen memang strength KUDU kemeja)dan ber-SEPATU! Uniknya semakin dilarang, semakin banyak yang curi2 kesempatan pakai sandal lah, pakai kaos oblong lah, mungkin pake rok mini atau celana pendek lah (MODE gitu loohh!!)Kebiasaan orang Indonesia untuk mematuhi peraturan cenderung rendah, tapi memang itulah menariknya peraturan (untuk dilanggar tanpa ketahuan itu ada adrenalin terpacunya kali ya?)

Aku sih nggak munafik, aku emang korban mode sesaat pernah, pake pakaian yang sebenarnya lebih tepat untuk ke mall daripada ke kampus juga pernah. Bahkan beberapa teman ada juga yang memang pakai sandal jepit fashion (alias sandal jepit mode yang lagi IN gitu loh!)

Tetapi memunculkan ekspresi diri dan memunculkan ego itu berbeda.

Waktu kita berpakaian keren, berpakaian ala "ME" itu kita merasa ini karakter GW, dan GW bangga! Sebenarnya kita lebih mengedepankan ego kita daripada mempedulikan sekitar kita... benar?

Seorang pekerja akademis mengutarakan keberatannya ditegur karena mengenakan pakaian seadanya yang sering dia kenakan, yaitu kaos oblong dan celana pendek (mungkin tambah sandal jepit kali ya?)
Halloo...? Peraturan tidak tersirat mengatakan bahwa tempat kerja adalah tempat bersifat formal, silahkan saja ada segelintir orang yang ingin mendobrak dengan alasan bentuk ekspresi diri.

Ketika manusia terlahir memiliki mata, maka yang mereka pandang adalah visual, baik yang tampak fisik, atau sebut saja penampilan. Sedangkan mata hati adalah yang dimiliki oleh manusia untuk dapat melihat ke dalam individu masing2.

Maka tidak salah ketika penampilan dapat menunjukan karakter, sifat, pergaulan, dan ciri khas.

Ketika menuju akhir kuliah, menuju dunia kerja, aku benar2 stress.
Buat apa aku beli baju banyak2 padahal aku sudah nggak ke mall terus, tidak shopping2, tidak nge-lencer kemana2. Semua baju fashion yang kuidamkan untuk kupakai menumpuk di lemari dan menangis untuk dikenakan. Aku sempat berpikir, seumur hidup aku tidak akan bisa menjadi fashionista sejati karena hanya mengenakan kemeja dan sepatu! Kehidupanku hambar dan menyedihkan!

Hmm... apakah ada sodara2 yang merasakan hal tersebut?

Pertanyaannya apakah kita dapat tetap mengekspresikan diri kita setelah menghadapi situasi formal?

TO BE CONTINUE...