Menyukaimu teman, bukan berarti aku cinta
Menyukaimu teman, adalah aku menyayangimu untuk selamanya
Menyukaimu teman, sayang yang bukan mengarah ke cinta
Menyukaimu teman, adalah membuatmu memiliki tempat spesialku
Tetapi bila aku benar-benar menyukaimu, justru kamu lari dariku
Bila aku menolakmu teman, justru kamu semakin mengejarku
Aku lebih baik mendengarmu terus terang padaku
Daripada mendengarmu berkelit untuk menghampiriku
Aku lebih baik mendengarmu menolak diriku
Daripada mendengarmu berkelit untuk menolakku
Kenyataan yang aku tidak bisa pungkiri,
Ketika menyukai seseorang, dia tidak mendekatiku
Ketika aku merasa gamang, dia seolah bisa masuk kedalam duniaku
Ketika aku merasa benci, dia seolah selalu berada dekatku
Bagaimana bisa aku menyatakan secara to the point "Aku menyukaimu"
Ketika dia tidak bisa menunjukkan apa pun terhadapku?
Aku menyukaimu teman, tapi tidak bagimu
Aku menyukaimu teman, tapi tidak sadarkah dirimu?
Jangan salahkan aku menyakitimu teman
Karena aku tetap menyayangimu
Jangan kucilkan diriku teman
Karena aku ingin tetap disampingmu
Jangan menjauh dariku bila kau tolak aku
Karena aku tetap menyayangimu
Jangan menjahatiku bila kau tolak aku
Karena aku bukan anak kecil patah hati untuk kau iba-kan
Jangan cium diriku sebelum kau yakin hatiku berpaling untukmu
Jangan peluk diriku sebelum kau yakin telah mengenaliku
Jangan kau anggap aku pacarmu sebelum aku hanya selalu melihatmu
Jangan berbesar hati ketika aku menanggapi perilaku dan katamu
Aku dan Orang yang Kusuka
Saturday, September 27, 2008
Wednesday, September 24, 2008
Apa Adanya ~Bye2 konyolisme
Kadang yang tidak kumengerti adalah hati yang hilang
Dia ada disini, tapi aku tidak tahu dimana kah hatinya itu?
Dia ada disebelahku, tapi aku tidak tahu apa yang ada dikepalanya?
Dia ada buatku, tapi aku tak mengerti kenapa dia begitu?
Aku mengenal banyak pribadi, aku hanya ingin memilih siapa yang terbaik untukku
Bila dia seseorang apa dia harus menjadi milikku? TIDAK... Kenapa harus?
Apa dia itu traumaku? Karena aku tidak tahu dia ada bagiku.
Apa dia adalah dilemaku? Karena aku tidak menentukan apa pun.
Ketika hatiku bebas, kenapa aku harus merasa dipaksa untuk memilih
Mereka akan datang sendiri dan capai sendiri kalau menungguku
Aku selalu berlari, menuju ke depan, tidak ada lagi yang menghambatku
Tidak lagi menengok belakang, karena asaku tinggi dan menjaganya supaya tidak putus
Aku tidak berusaha kejam, kalau merasa aku jahat, jangan ikuti aku
Aku tidak berkeras hati,kalau merasa aku dingin, jangan memaksa aku
Aku berusaha membuka diri, kalau merasa aku berlebihan, jangan memaksa diri
Aku berusaha mencari warnaku, kalau merasa aku mandiri, jangan memanjakan aku
Sebentar... Apa hatiku yang hilang?
Tidak ah... Aku tidak merasa seperti itu kok... Dan tidak mau seperti itu...
Aku bersyukur kalau disayang dan diperhatikan orang...
Hanya saja jangan menuntutku lebih kalau hatiku tidak akan sama denganmu (?)
Aku tidak akan kehilangan kesadaranku untuk hal yang konyol
Dia ada disini, tapi aku tidak tahu dimana kah hatinya itu?
Dia ada disebelahku, tapi aku tidak tahu apa yang ada dikepalanya?
Dia ada buatku, tapi aku tak mengerti kenapa dia begitu?
Aku mengenal banyak pribadi, aku hanya ingin memilih siapa yang terbaik untukku
Bila dia seseorang apa dia harus menjadi milikku? TIDAK... Kenapa harus?
Apa dia itu traumaku? Karena aku tidak tahu dia ada bagiku.
Apa dia adalah dilemaku? Karena aku tidak menentukan apa pun.
Ketika hatiku bebas, kenapa aku harus merasa dipaksa untuk memilih
Mereka akan datang sendiri dan capai sendiri kalau menungguku
Aku selalu berlari, menuju ke depan, tidak ada lagi yang menghambatku
Tidak lagi menengok belakang, karena asaku tinggi dan menjaganya supaya tidak putus
Aku tidak berusaha kejam, kalau merasa aku jahat, jangan ikuti aku
Aku tidak berkeras hati,kalau merasa aku dingin, jangan memaksa aku
Aku berusaha membuka diri, kalau merasa aku berlebihan, jangan memaksa diri
Aku berusaha mencari warnaku, kalau merasa aku mandiri, jangan memanjakan aku
Sebentar... Apa hatiku yang hilang?
Tidak ah... Aku tidak merasa seperti itu kok... Dan tidak mau seperti itu...
Aku bersyukur kalau disayang dan diperhatikan orang...
Hanya saja jangan menuntutku lebih kalau hatiku tidak akan sama denganmu (?)
Aku tidak akan kehilangan kesadaranku untuk hal yang konyol
Tuesday, September 23, 2008
Skippy
Skippy itu bayi anjing yang katanya diberikan padaku, masa datang2 minta dikasi nama.
Aku kasi nama Skippy, tadinya dia kayak .... Krispy gitu.... keknya enak hahahaha...
Skippy karena warna bulunya coklat gelap. Sekarang sih masih banyak bulu bayinya.
Yang lucu, dia kayak pake kacamata, dua matanya ada lingkeran coklatnya.
Belum ada perkembangan lainnya sih, belum benar2 aktifitasnya aku tau
Habis karena mendadak ya terpaksanya di titipin ke teman yang memberiku anjing itu.
Skippy datang pas sekali aku mau pergi makan malam ultah temanku hahaha...
Jadi dia diajak ikut jalan-jalan... hmm... hahahaha.... *maunya ketawa terus*
Karena pantatnya itu loo... gedhe...
Tapi bakal jadi anjing gedhe sih katanya, dia kan campuran chow2.
Jadi nanti kayak beruang gitu kali ya?
anyway.. tis is his photo... ntar aku kasi photo yang lebih bagus ah... ini muka ngantuk semua, mana tempatnya di YEGE kan remang2 tuh...
Skippy bobok...
pantat Skippy
Aku kasi nama Skippy, tadinya dia kayak .... Krispy gitu.... keknya enak hahahaha...
Skippy karena warna bulunya coklat gelap. Sekarang sih masih banyak bulu bayinya.
Yang lucu, dia kayak pake kacamata, dua matanya ada lingkeran coklatnya.
Belum ada perkembangan lainnya sih, belum benar2 aktifitasnya aku tau
Habis karena mendadak ya terpaksanya di titipin ke teman yang memberiku anjing itu.
Skippy datang pas sekali aku mau pergi makan malam ultah temanku hahaha...
Jadi dia diajak ikut jalan-jalan... hmm... hahahaha.... *maunya ketawa terus*
Karena pantatnya itu loo... gedhe...
Tapi bakal jadi anjing gedhe sih katanya, dia kan campuran chow2.
Jadi nanti kayak beruang gitu kali ya?
anyway.. tis is his photo... ntar aku kasi photo yang lebih bagus ah... ini muka ngantuk semua, mana tempatnya di YEGE kan remang2 tuh...
Skippy bobok...
pantat Skippy
Friday, September 12, 2008
Sekelumit Itu Sedikit
"orang yang tau sekelumit itu banyak dan yang paling suka omongannya dibesar-besarkan,
orang yang tau banyak itu hanya sekelumit dan yang paling suka berdiam diri namun terus berisi"
"orang yang tau sekelumit itu langsung defensif untuk memposisikan dirinya dimana (sebagai orang yang lebih ahli atau lebih tau) dengan cara yang to the point dan agak berlebihan,
orang yang tau banyak ketika mereka mendengar hal-hal seperti itu mereka hanya akan tersenyum dan tertawa dalam hati"
"orang yang tau sekelumit merasa mereka sudah memahami segala macam hal, dan sok mengajari banyak orang yang mereka anggap tidak memiliki pengetahuan yang sama dengan mereka,
orang yang tau banyak tidak akan pelit dan memberikan pengetahuan kepada siapa pun yang mau menerima pengajaran mereka"
"orang yang tau sekelumit itu akan hanya menjadi sekelumit, karena dia sudah merasa hebat dengan segala kemampuannya sehingga sombong dan gengsi sendiri pada keahlian yang lebih tinggi,
orang yang tau banyak akan selalu membuka diri untuk terus mengembangkan diri mereka supaya selalu menjadi yang terbaik bagi orang lain dan diri sendiri..."
Jangan lah kita membodohi diri kita sendiri dihadapan orang lain hanya karena kita tidak faham dengan kapasitas diri sendiri.
Jangan lah kita menjadi tong kosong berbunyi nyaring, tampak besar berisi tapi diketok berbunyi kosong.
Jagalah mulutmu bukan pikiranmu, biarkan pikiranmu mengembara menuju wawasan ilmu yang lebih luas.
Karena menjadi orang yang tau sekelumit itu mudah ditebak sampai dimana bodohnya yang dia umbar sendiri.
orang yang tau banyak itu hanya sekelumit dan yang paling suka berdiam diri namun terus berisi"
"orang yang tau sekelumit itu langsung defensif untuk memposisikan dirinya dimana (sebagai orang yang lebih ahli atau lebih tau) dengan cara yang to the point dan agak berlebihan,
orang yang tau banyak ketika mereka mendengar hal-hal seperti itu mereka hanya akan tersenyum dan tertawa dalam hati"
"orang yang tau sekelumit merasa mereka sudah memahami segala macam hal, dan sok mengajari banyak orang yang mereka anggap tidak memiliki pengetahuan yang sama dengan mereka,
orang yang tau banyak tidak akan pelit dan memberikan pengetahuan kepada siapa pun yang mau menerima pengajaran mereka"
"orang yang tau sekelumit itu akan hanya menjadi sekelumit, karena dia sudah merasa hebat dengan segala kemampuannya sehingga sombong dan gengsi sendiri pada keahlian yang lebih tinggi,
orang yang tau banyak akan selalu membuka diri untuk terus mengembangkan diri mereka supaya selalu menjadi yang terbaik bagi orang lain dan diri sendiri..."
Jangan lah kita membodohi diri kita sendiri dihadapan orang lain hanya karena kita tidak faham dengan kapasitas diri sendiri.
Jangan lah kita menjadi tong kosong berbunyi nyaring, tampak besar berisi tapi diketok berbunyi kosong.
Jagalah mulutmu bukan pikiranmu, biarkan pikiranmu mengembara menuju wawasan ilmu yang lebih luas.
Karena menjadi orang yang tau sekelumit itu mudah ditebak sampai dimana bodohnya yang dia umbar sendiri.
Wednesday, September 3, 2008
Puspiptek-Serpong, Jakarta
Tanggal 27 Agustus 2008, aku ke Jakarta bersama dengan tim ristek. Tujuannya sih cuma presentasi proposal, aku juga nggak bayangin apa-apa gitu. Sampai di Jakarta ternyata aku bertemu ratusan peneliti di seluruh Indonesia. Mereka mengajukan berbagai macam penelitian, dari yang tehnik informasi, hankam, ketahanan pangan, kedokteran, dsb dsb...
Aku disitu merasa sangat kecil sekali, dan paling begooo banget. Kebanyakan orang hanya memikirkan egoisme diri sendiri, keinginan dan kebutuhan diri sendiri, mengambil apa yang disediakan oleh orang lain. Kupikir-pikir dulu pun aku juga seperti itu, sekarang juga masih kali asal nggak berlebihan deh (masih normal hahaha...).
Mereka menghabiskan waktu berjam-jam, memikirkan ide-ide baru untuk penelitian. Hasil-hasil penelitian tersebut diharapkan dapat membantu kemajuan bangsa. Penelitian-penelitian itu memiliki proses tidak mudah. Kalau zaman dahulu kemajuan bangsa-bangsa kuno, kuyakin berasal dari para pemikir yang selalu mencari ide-ide baru yang berguna. Sekarang dunia modern tentu saja para peneliti adalah seperti para pemikir zaman dahulu.
Aku merasa senang mendapat pengalaman baru, sekali ini baru pertama kalinya aku ke Puspiptek, Serpong-Jakarta. Di lahan yang sangat luas ini, terdapat berbagai macam gedung penelitian di masing-masing bidangnya. Bersama kurang lebih 500 peneliti lain yang mengajukan proposal penelitian mereka, kami menginap selama 3 hari 2 malam di wisma Puspiptek, sayang kamarnya kurang terawat dengan baik, kalau aku membahasakannya “seperti hotel bintang 1 yang agak ‘letheg’” (dalam bahasa Jawa, kucel).
Waktu presentasi aku dan teman-teman senior juga bertemu dengan banyak orang. Yang menarik, aku bertemu dengan seorang Laksamana bintang 1 Angkatan Laut. Sayangnya beliau tidak mengatakan namanya. Yang aku tahu malah Bpk. Rusmana, Letnan Rudy, dan Bpk. Budi. Mereka penelitian mengenai torpedo, mereka juga presentasi mengenakan seragam dinas AL mereka yang berwarna biru keabu-abuan. Dari situ aku juga tahu kalau AL di Indonesia memiliki 2 kapal selam, menurut mereka masih kurang, apalagi personil AL masih membutuhkan banyak perwira Angkatan Laut.
Lalu di ruang yang lain juga ada yang sedang presentasi penelitian obat-obatan, aku juga melihat beberapa orang dari Steamcell and Cancer Institute. Heran, dimana itu? Kenapa informasi mengenai tempat-tempat seperti itu sangat jarang di ekspos? Gara-gara TV hanya menampilkan sinetron gak guna, infotainment yang menyebalkan, serta berita-berita kekerasan dan kriminal terus-terusan. Kenapa dunia pendidikan tidak disorot, sehingga akan menarik banyak perhatian para peminat pendidikan?
Aku merasa yakin, orang Indonesia sendiri tidak bangga (mungkin) dengan kondisi bangsa dan negaranya sendiri, karena kita tidak pernah mengekspos kelebihan-kelebihan bangsa kita, walaupun masih jauh dari perkembangan di luar negeri, tapi bayangkan saja kita sudah memiliki pusat penelitian nuklir di Jakarta, Serpong-Puspiptek. Yang kita ekspos hanya gaya hidup yang hedonis, glamour; yang membuat orang-orang menjadi konsumtif, semakin depresi (karena tidak bisa memenuhi keinginan dari iming-iming hidup hedonis tersebut), serta kemiskinan yang membuat kita semakin terpuruk jiwa dan mentalnya karena sudah menganggap kita miskin dan tidak berdaya apa-apa lagi, hanya bisa meminta dan meminta (mental pengemis).
Aku bangga walaupun perkembangan Indonesia masih sangat sangat sangat lambat, namun dengan adanya Puspiptek saja aku sudah merasa, ”Indonesia have something”. Sudah saatnya Indonesia menyadari bahwa pendidikan itu penting.
Aku disitu merasa sangat kecil sekali, dan paling begooo banget. Kebanyakan orang hanya memikirkan egoisme diri sendiri, keinginan dan kebutuhan diri sendiri, mengambil apa yang disediakan oleh orang lain. Kupikir-pikir dulu pun aku juga seperti itu, sekarang juga masih kali asal nggak berlebihan deh (masih normal hahaha...).
Mereka menghabiskan waktu berjam-jam, memikirkan ide-ide baru untuk penelitian. Hasil-hasil penelitian tersebut diharapkan dapat membantu kemajuan bangsa. Penelitian-penelitian itu memiliki proses tidak mudah. Kalau zaman dahulu kemajuan bangsa-bangsa kuno, kuyakin berasal dari para pemikir yang selalu mencari ide-ide baru yang berguna. Sekarang dunia modern tentu saja para peneliti adalah seperti para pemikir zaman dahulu.
Aku merasa senang mendapat pengalaman baru, sekali ini baru pertama kalinya aku ke Puspiptek, Serpong-Jakarta. Di lahan yang sangat luas ini, terdapat berbagai macam gedung penelitian di masing-masing bidangnya. Bersama kurang lebih 500 peneliti lain yang mengajukan proposal penelitian mereka, kami menginap selama 3 hari 2 malam di wisma Puspiptek, sayang kamarnya kurang terawat dengan baik, kalau aku membahasakannya “seperti hotel bintang 1 yang agak ‘letheg’” (dalam bahasa Jawa, kucel).
Waktu presentasi aku dan teman-teman senior juga bertemu dengan banyak orang. Yang menarik, aku bertemu dengan seorang Laksamana bintang 1 Angkatan Laut. Sayangnya beliau tidak mengatakan namanya. Yang aku tahu malah Bpk. Rusmana, Letnan Rudy, dan Bpk. Budi. Mereka penelitian mengenai torpedo, mereka juga presentasi mengenakan seragam dinas AL mereka yang berwarna biru keabu-abuan. Dari situ aku juga tahu kalau AL di Indonesia memiliki 2 kapal selam, menurut mereka masih kurang, apalagi personil AL masih membutuhkan banyak perwira Angkatan Laut.
Lalu di ruang yang lain juga ada yang sedang presentasi penelitian obat-obatan, aku juga melihat beberapa orang dari Steamcell and Cancer Institute. Heran, dimana itu? Kenapa informasi mengenai tempat-tempat seperti itu sangat jarang di ekspos? Gara-gara TV hanya menampilkan sinetron gak guna, infotainment yang menyebalkan, serta berita-berita kekerasan dan kriminal terus-terusan. Kenapa dunia pendidikan tidak disorot, sehingga akan menarik banyak perhatian para peminat pendidikan?
Aku merasa yakin, orang Indonesia sendiri tidak bangga (mungkin) dengan kondisi bangsa dan negaranya sendiri, karena kita tidak pernah mengekspos kelebihan-kelebihan bangsa kita, walaupun masih jauh dari perkembangan di luar negeri, tapi bayangkan saja kita sudah memiliki pusat penelitian nuklir di Jakarta, Serpong-Puspiptek. Yang kita ekspos hanya gaya hidup yang hedonis, glamour; yang membuat orang-orang menjadi konsumtif, semakin depresi (karena tidak bisa memenuhi keinginan dari iming-iming hidup hedonis tersebut), serta kemiskinan yang membuat kita semakin terpuruk jiwa dan mentalnya karena sudah menganggap kita miskin dan tidak berdaya apa-apa lagi, hanya bisa meminta dan meminta (mental pengemis).
Aku bangga walaupun perkembangan Indonesia masih sangat sangat sangat lambat, namun dengan adanya Puspiptek saja aku sudah merasa, ”Indonesia have something”. Sudah saatnya Indonesia menyadari bahwa pendidikan itu penting.
Seandainya aku Presiden dan Punya Uang 100 Trilyun
Seandainya aku Presiden dan punya uang 100 Trilyun, pertama-tama aku akan menyekolahkan para pengangguran, mereka harus sekolah dengan sungguh-sungguh, sebagai imbalannya aku akan memberi mereka tempat makan dan tempat tinggal. Lalu selama 1-2 tahun mereka harus sudah memiliki keahlian khusus di bidangnya masing-masing (terutama untuk pembangunan, pertukangan, pertanian, agrobisnis, ekonomi, dan akuntansi).
Setelah itu, mereka bersama dengan seluruh keluarganya akan kubagi berkelompok-kelompok, 1 kelompok akan mencapai 200 orang. Mereka akan menjadi sebuah organisasi pembangunan daerah, lengkap dengan komponen organisasinya yaitu; ketua, wakilnya, sekretarisnya, bendaharanya, dan sek.bid masing-masing bidang keahlian. Masing-masing kelompok tersebut akan dikirim ke berbagai daerah di seluruh Indonesia, mereka mendapatkan proyek-proyek. Aku akan memberikan dana pembangunan, bekerja sama dengan berbagai perusahaan negri maupun swasta dalam penyediaan bahan-bahan mereka. Lalu sebagai imbalannya mereka boleh beriklan dalam atribut pakaian yang dikenakan oleh para pekerja.
Nah, dalam proyek-proyek tersebut, mereka juga akan diberikan tempat tinggal dan kebutuhan pangannya untuk tahun pertama, serta gaji yang meningkat tiap bulannya untuk tahun pertama, serta gaji tetap pada tahun ke dua. Apabila mereka berhasil membangun jalan, gedung, rumah, pemukiman, atau apa pun salah satu bagian kota/daerah dimana mereka bekerja, mereka akan diberikan proyek pembangunan yang lainnya untuk mengembangkan daerah tersebut.
Rencanaku itu adalah untuk mengentaskan garis kemiskinan, dan pengangguran. Kalau orang ke Jakarta karena ingin bekerja, glamnya, kemewahannya. Setelah rencana itu dijalankan, di daerah-daerah juga akan memiliki glam, kemewahan, dan kemajuan dalam pembangunannya.
Tentu saja diimbangi dengan pendidikan, setiap keluarga yang mampu akan diberikan 1-2 anak didik dari keluarga tidak mampu. Sementara ayah/ibunya mendapat pelatihan 1-2 tahun dari pemerintah, anak-anak mereka akan mendapat tunjangan pendidikan dari menjadi anak didik keluarga yang mampu. Keluarga yang mampu wajib menyekolahkan hingga SMU (maksa ya?), anak didik wajib sekolah dengan rajin dan kesungguhan hati, bila terjadi penyimpangan maka hak anak didik akan dicabut. Untuk anak-anak jalanan, mereka juga sama mendapatkan program anak didik.
Rencanaku itu adalah untuk mengentaskan garis kebodohan, dan SDM yang lebih baik bagi bibit-bibit Indonesia.
Menyetop impor beras, menjual beras lokal dengan harga terjangkau bagi semua kalangan masyarakat, dan mengekspor beras dengan harga yang plus (sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang kita berikan). Kelebihan dari hasil ekspor tentu saja masuk ke keuangan negara untuk digunakan program diatas (program pembangunan negara menggunakan SDM masyarakat Indonesia yang terpadu) huehueheuheuhe....
Mengekspor hasil seni kriya, seni budaya Indonesia yang telah dipatenkan, sehingga para pengrajin tidak mengalami kantong kembung kempis karena rancunya permintaan terhadap barang.
Mengirimkan penari-penari daerah ke berbagai acara/lomba/festival kebudayaan nasional maupun internasional dengan memberikan honor yang sesuai. Melanggengkan seni budaya daerah di televisi-televisi lokal, sehingga kelestariannya terjaga (karena menghasilkan uang yang dapat memenuhi kebutuhan hidup para seniman tari tersebut).
Kalo ada uang sisa (kurang kali ye?) Mau buat museum seni budaya, berisi seluruh kebudayaan Indonesia, atau mengembangkan TMII selayaknya. Memberikan fasilitas bagi museum hewan di Sulsel (kalo gak salah ada..) supaya pelestarian hewan Indonesia tetap terjaga.
Para mentri yang tidak punya otak (alias cuma makan gaji buta) disingkirkan, diganti dengan para nasionalis dan patriot bangsa yang menginginkan bangsa ini maju. Para koruptor dihukum dipermalukan di seluruh stasiun televisi swasta lengkap dengan bukti-buktinya. Semua sel di Indonesia semua sama, nggak ada yang namanya sel VVIP. Biar takut mereka kalau masuk penjara.
Sepertinya itu dulu, hahaha... Karena saya percaya kalau masyarakat Indonesia yang terpenuhi kebutuhan sandang-pangannya, dengan diberikan pekerjaan dan gaji yang layak, mereka akan dengan senang hati membayar pajak, menghindari tindakan kriminal yang terdorong dari kemiskinan.
Lalu dengan berimbangnya pendidikan yang diperoleh, menjadikan manusia lebih beradab serta intelek. Mereka akan menjadi manusia-manusia berpikiran maju, mampu menciptakan ide-ide baru, serta dapat mengembangkan kemajuan bangsa.
Setelah itu, mereka bersama dengan seluruh keluarganya akan kubagi berkelompok-kelompok, 1 kelompok akan mencapai 200 orang. Mereka akan menjadi sebuah organisasi pembangunan daerah, lengkap dengan komponen organisasinya yaitu; ketua, wakilnya, sekretarisnya, bendaharanya, dan sek.bid masing-masing bidang keahlian. Masing-masing kelompok tersebut akan dikirim ke berbagai daerah di seluruh Indonesia, mereka mendapatkan proyek-proyek. Aku akan memberikan dana pembangunan, bekerja sama dengan berbagai perusahaan negri maupun swasta dalam penyediaan bahan-bahan mereka. Lalu sebagai imbalannya mereka boleh beriklan dalam atribut pakaian yang dikenakan oleh para pekerja.
Nah, dalam proyek-proyek tersebut, mereka juga akan diberikan tempat tinggal dan kebutuhan pangannya untuk tahun pertama, serta gaji yang meningkat tiap bulannya untuk tahun pertama, serta gaji tetap pada tahun ke dua. Apabila mereka berhasil membangun jalan, gedung, rumah, pemukiman, atau apa pun salah satu bagian kota/daerah dimana mereka bekerja, mereka akan diberikan proyek pembangunan yang lainnya untuk mengembangkan daerah tersebut.
Rencanaku itu adalah untuk mengentaskan garis kemiskinan, dan pengangguran. Kalau orang ke Jakarta karena ingin bekerja, glamnya, kemewahannya. Setelah rencana itu dijalankan, di daerah-daerah juga akan memiliki glam, kemewahan, dan kemajuan dalam pembangunannya.
Tentu saja diimbangi dengan pendidikan, setiap keluarga yang mampu akan diberikan 1-2 anak didik dari keluarga tidak mampu. Sementara ayah/ibunya mendapat pelatihan 1-2 tahun dari pemerintah, anak-anak mereka akan mendapat tunjangan pendidikan dari menjadi anak didik keluarga yang mampu. Keluarga yang mampu wajib menyekolahkan hingga SMU (maksa ya?), anak didik wajib sekolah dengan rajin dan kesungguhan hati, bila terjadi penyimpangan maka hak anak didik akan dicabut. Untuk anak-anak jalanan, mereka juga sama mendapatkan program anak didik.
Rencanaku itu adalah untuk mengentaskan garis kebodohan, dan SDM yang lebih baik bagi bibit-bibit Indonesia.
Menyetop impor beras, menjual beras lokal dengan harga terjangkau bagi semua kalangan masyarakat, dan mengekspor beras dengan harga yang plus (sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang kita berikan). Kelebihan dari hasil ekspor tentu saja masuk ke keuangan negara untuk digunakan program diatas (program pembangunan negara menggunakan SDM masyarakat Indonesia yang terpadu) huehueheuheuhe....
Mengekspor hasil seni kriya, seni budaya Indonesia yang telah dipatenkan, sehingga para pengrajin tidak mengalami kantong kembung kempis karena rancunya permintaan terhadap barang.
Mengirimkan penari-penari daerah ke berbagai acara/lomba/festival kebudayaan nasional maupun internasional dengan memberikan honor yang sesuai. Melanggengkan seni budaya daerah di televisi-televisi lokal, sehingga kelestariannya terjaga (karena menghasilkan uang yang dapat memenuhi kebutuhan hidup para seniman tari tersebut).
Kalo ada uang sisa (kurang kali ye?) Mau buat museum seni budaya, berisi seluruh kebudayaan Indonesia, atau mengembangkan TMII selayaknya. Memberikan fasilitas bagi museum hewan di Sulsel (kalo gak salah ada..) supaya pelestarian hewan Indonesia tetap terjaga.
Para mentri yang tidak punya otak (alias cuma makan gaji buta) disingkirkan, diganti dengan para nasionalis dan patriot bangsa yang menginginkan bangsa ini maju. Para koruptor dihukum dipermalukan di seluruh stasiun televisi swasta lengkap dengan bukti-buktinya. Semua sel di Indonesia semua sama, nggak ada yang namanya sel VVIP. Biar takut mereka kalau masuk penjara.
Sepertinya itu dulu, hahaha... Karena saya percaya kalau masyarakat Indonesia yang terpenuhi kebutuhan sandang-pangannya, dengan diberikan pekerjaan dan gaji yang layak, mereka akan dengan senang hati membayar pajak, menghindari tindakan kriminal yang terdorong dari kemiskinan.
Lalu dengan berimbangnya pendidikan yang diperoleh, menjadikan manusia lebih beradab serta intelek. Mereka akan menjadi manusia-manusia berpikiran maju, mampu menciptakan ide-ide baru, serta dapat mengembangkan kemajuan bangsa.
Subscribe to:
Posts (Atom)