Hidupku baru 22 tahun, hampir 23 tahun. Tapi banyak kejadian konyol, memalukan, menyedihkan, dan penuh kekerasan (batin) yang sudah dirasakan. Sampai-sampai aku berpikir, apakah orang-orang seusiaku sudah merasakan apa yang kurasakan?
Bukannya aku adalah makhluk menyedihkan yang perlu dikasihani, hanya saja mungkin aku tinggal di rumah yang serba kecukupan, aku bisa saja makan 3 kali sehari, aku mungkin saja bisa membeli baju mahal tas mahal atau mobil mahal. Semua itu tidak kulakukan karena sama sekali tidak bisa mengisi kekosongan dalam tubuhku.
Berbagai pengalaman bentuk kejadian mungkin tidak sebanyak orang seusiaku, apa perlakuan 'istimewa' yang sudah sering aku terima, yang membuat lubang dalam tubuhku dan menggerogotiku sudah dirasakan perempuan seusiaku? Mungkinkah 50% perempuan seusiaku di Indo merasakan hal yang sama?
Yang kualami ini apakah terlalu dini? Apakah bagus aku mengalami kesedihan yang amat sangat? Apakah ini karma? Apakah aku layak mendapat hal ini? Karena diperbudak perasaan? Salahkah perasaanku ini? Salahkah ketulusan ini?
Menjadi manusia itu seperti berada di ujung pisau ketika kita jatuh di sisi tumpul kita hanya memar, ketika kita jatuh di sisi tajam kita terluka... benar? Tidak ada yang benar2 nikmat menjadi hidup.
Sejak kejadian yang paling menyakitkan seumur hidupku, membuat diri ini semakin sadar bahwa kebahagiaan fisik bukan yang aku inginkan. Harta benda sama sekali tidak membuatku bahagia walaupun aku butuh, itu bukan yang utama.
Kebahagiaan batin itu memang semu, tapi itu berarti mempertahankan usia lebih lama dari seharusnya kan? Mengingat saat-saat bahagia ternyata hanya memenuhi 50% usia hidupku itu aku merasa makhluk yang kuper. Kenapa aku tidak membuat diriku mengalami hal-hal yang seharusnya seusiaku rasakan? Kenapa aku justru merasakan hal-hal yang diluar usia dan pengalamanku dapat menapung?
22 tahun hidupku sama dengan berapa tahun hidupmu?
ketika seusiaku adalah saatnya menjadi buah yang segar, ceria, dan ranum
Badanku sudah habis, lelah, dan sakit
Aku memompa darah dan jantung sangat cepat, dan berlari dari semua masalah dibelakang. Aku tidak meninggalkannya separuh jalan, semuanya sudah selesai dan aku sama sekali tidak ingin menengok ke belakang.
Nai2 bilang yang berlalu yang biarlah berlalu buat apa kamu selalu berpikir kebelakang.
Ya, berpikir ke depan supaya bisa terus maju...
Kita hidup dimasa sekarang dan yang akan datang.
Kita bukan milik masa lalu...
Dan AKU tidak hidup di masa lalu!
No comments:
Post a Comment