Rachel dengan melihat-lihat seluruh tubuhnya dari ujung kepala hingga ujung kaki merasa perbedaan. "Dulu aku memiliki bobot obesitas, dengan nafsu makan yang tinggi.
Sekarang aku sudah turun bobot 11 kilo, tapi tubuhku masih saja gemuk dan banyak lemak.
Aku sebal...
Semakin aku kurangi makanku, semakin banyak yang kumakan
Sejak beberapa saat lalu nafsu makan sama sekali tidak terkontrol
Rasanya seperti babi yang selalu dan selalu memakan makanan yang tidak kuperlukan
Banyak hal yang remeh justru membuatku sangat-sangat sedih"
Rachel mencubit pahanya dan perutnya yang dia rasa bergelambir.
Hidup di kota kecil, orang-orang tidak akan peduli seberapa gendut dirimu, berbeda dengan hidup di kota-kota besar, dimana penampilan adalah nomor 1.
Kondisi yang sangat terbalik ini yang membuat Rachel tersiksa.
Di lain sisi, dia sangat ingin dekat dengan kekasihnya, tetapi kepalanya melanglang jauh keluar dari rumah.
Yang dia inginkan adalah glamour, cahaya yang silau, dan dunia gemerlapan yang indah
Kekasihnya tidak dapat memberikan hal itu lagi...
Tubuhnya sangat menyiksa, ingin sekali dia memotong atau menyedot lemak yang berkumpul dengan nyaman di tubuhnya itu. Seolah racun yang ingin dia keluarkan.
Melihat makanan sangat menyakitkan, dan tidak merasa enak untuk dimakan.
Rachel merasa tidak pasti dengan apa yang dia inginkan sekarang. Karena semuanya sudah terlambat, dan tidak dapat dimengerti lagi. Tujuan hidupnya untuk mencapai kebahagiaan sudah tidak jelas. Dunia sudah dapat dimengerti lagi.
Ketika makan malam sudah siap, Rachel menggeleng keras untuk menyatakan keinginannya untuk membuang jauh-jauh rasa lapar.
Tubuhnya merasa kosong, tidak ada lagi yang memberi kehangatan.
Dengan tidak makan ingin sekali dia mendapatkan sesuatu yang membuatnya bahagia, yaitu tubuh yang langsing dan cantik
Berbagai hal yang dilakukan agar dia memperoleh kembali rasa hangat didalam tubuhnya, dan senyum di wajahnya...
No comments:
Post a Comment