Thursday, March 12, 2009

For Greater Good (Belajar Dari Seekor Babi)

Kalau dengar kata babi itu kita memuat persepsi seperti apa?

Daging? Makanan? Jorok? Makian? Najis? Haram?

Tapi kemarin saya belajar dari seekor babi, masih ingatkah dengan film Babe?
Saya yakin semuanya pasti pernah dengar dan melihat film itu. (soalnya sering juga diputar di TV klo lagi ada event hari raya)

Film ini sekilas seperti film anak-anak, toh karakternya adalah seekor babi yang bisa berbicara, dan memiliki teman-teman peternakan lain seperti bebek, sapi, anjing gembala, tikus, ayam, dll. Kisahnya juga berkesan datar kalau dilihat dari ukuran orang dewasa. Belum lagi karakter utama manusianya, Mr. Hogget sendiri orangnya pendiam dan tidak banyak bicara.

Babi itu gunanya untuk apa sih?

Paling gampang digunakan untuk dimakan (bagi yang memakannya)
Kerjanya cuma makan, tidur, main lumpur, makan, tidur, kawin, tidur, makan... dst.

Disini Babe tidak dipotong, menjelang malam natal, perutnya sudah diukur, dan sepertinya dia tinggal digorok dan dimasak saja untuk dijadikan masakan natal keluarga Hogget. Namun dia yang sejak kecil bersama dengan anjing gembala, dia merasa bisa menggembalakan hewan, dia berlatih dengan memisahkan ayam berwarna coklat dan putih.

Disini kesimpulan pertama bahwa babi itu tidak berguna menjadi berubah 180 derajat, bagi Mr. Hogget. Dia tidak membunuh babi kecil itu, justru memperlakukannya seperti hewan peliharaan kesayangannya. Diluar kondisi itu, kita dapat menarik kesimpulan, bahwa orang yang memiliki kemampuan yang berguna akan tetap hidup, sedangkan yang tidak mempunyai kemampuan atau tidak menarik keluar kemampuan yang dia miliki maka dia akan 'mati'.

Orang kadang lupa dan belum berusaha memaksimalkan apa yang dia miliki, cukup dengan apa yang dia bisa, apa yang dia terima, tapi tidak ada dorongan untuk mengembangkan diri. Bukan tidak bisa atau tidak mampu, hanya karena niat yang tidak teguh.

Babe berbeda dengan anjing penggembala yang bernama Fly dan Rex, mereka menggiring domba dengan paksaan, dengan makian, dengan kata perintah. Babe dengan rendah hati meminta para domba untuk mengikuti petunjuknya. Ketika domba-domba itu berhadapan dengan Fly, si anjing betina, dia menganggap Fly adalah makhluk yang tidak beradab serta kasar tabiatnya. Sedangkan dari sisi Fly, domba-domba adalah makhluk bodoh yang tidak memiliki otak.

"communication is power" begitu yang saya dengar, miscom setitik rusak seluruhnya. Biasanya tanpa kita sadari adanya miskomunikasi, dengan bayang-bayang sendiri berpikir begini begitu malah membuat salah paham semakin parah. Parahnya lagi kalau sudah diomongkan masih nggak nyambung juga. Bisa jadi kita sudah merasa benar, orang lain yang salah, tapi tidak menutup kemungkinan orang lain berpikiran yang sama dengan kita.

Kata-kata yang keras membuat orang semakin defensif, dan bisa memicu anarki. Kata-kata yang lembut bisa membuat orang terbuka, dan nyaman untuk berbicara. Kehidupan itu sederhana, namun pikiran manusia yang membuatnya rumit, sehingga kelembutan sendiri juga bisa dijadikan miskom. Untuk memahami kelembutan dibutuhkan pemahaman yang dalam dan kompleks, sedangkan untuk memahami kemarahan hanyalah kesabaran.

semoga semua makluk berbahagia~

2 comments:

Nanzu said...

Babi itu enak ... daging dari surga wakakakakakkaakakakakka ...

Vie said...

"Parahnya lagi kalau sudah diomongkan masih nggak nyambung juga. Bisa jadi kita sudah merasa benar, orang lain yang salah, tapi tidak menutup kemungkinan orang lain berpikiran yang sama dengan kita."

Like this! XD