Sunday, August 17, 2008

Sepanjang Jalan Semarang-Salatiga

Kulihat dari jendela bus yang kunaiki dari Semarang menuju Salatiga
Setiap wajah yang terlintas, entah tua-muda, laki-laki- perempuan, anak-anak hingga remaja
Kucoba membaca apa yang ada didalamnya, apa yang mereka rasakan
Hanya satu yang tidak kulihat, sebuah senyuman

Seorang bapak tua menaiki motor dengan wajah susah
Seorang pemuda penjaga toko dengan mata melamun
Seorang bapak sedang membersihkan tangki
Seorang ibu-ibu gemuk menenteng belanjaan berat

Orang tua sedang merokok sambil menyipitkan mata
Ibu muda menggendong anaknya mencuci baju
Dua orang sedang berdebat dengan serius
Dan banyak-banyak lagi...

Apa yang mereka rasakan? Apa yang mereka pikirkan?
Apa yang mereka hadapi? Apa yang mereka inginkan?

Mungkin mereka hanya sedang berseteru
Mungkin mereka hanya sedang melamun
Mungkin mereka tidak semenderita tanpa senyuman itu
Mungkin mereka memang tidak kenapa-kenapa sama sekali

Tetapi senyuman itu tidak ada satu pun yang kulihat
Sepanjang perjalanan hanya wajah cemberut, tertekuk, serius, tegang

Aku membayangkan seandainya aku mereka, apa yang aku rasakan?
Aku memikirkan diriku sendiri, apakah aku sudah tersenyum pada diriku sendiri?
Terpikirkah aku untuk memberikan senyuman pada orang lain,
supaya mereka pun tersenyum padaku?

Senangnya membayangkan mereka sedang tertawa bahagia
Senangnya membayangkan senyuman anak-anak
Senangnya membayangkan orang-orang tua tertawa tanpa tekanan
Senangnya membayangkan senyuman-senyuman bahagia itu

Absennya senyuman sepanjang perjalanan itu seolah-olah mengatakan
Bahwa dunia ini sedang tertekan, dan lenyap dalam kegalauan hati masing-masing orang

Aku mencoba tersenyum di pagi hari, di depan cermin, dan mengatakan pada diri sendiri
“Hari ini akan menjadi lebih baik daripada kemarin, bila pun ada kemunduran itu akan kujadikan pelajaran supaya aku tidak melakukan kesalahan di esok hari.”

Aku tersenyum pada orang pertama yang kutemui, dia balik tersenyum padaku
Kuharap dia bertemu dengan orang lain dan tersenyum padanya,
orang lain ini pun tersenyum pada yang lain, begitu seterusnya...
Maka kuharap dunia ini menjadi lebih cerah, tegar, dan mampu bertahan

Senyuman adalah salah satu hal yang paling berharga, yang semua orang bisa berikan
Senyuman adalah penyegar hati yang lelah, yang semua orang pernah rasakan

Namun sering dilupakan dan diremehkan...

1 comment:

kaiZen said...

lucu juga baca yang ini me...rasae pernah deh tak suru senyum pagi2 lewat sms...eh malah balesane ini to..

daku dah lebar sambil mringis sana sini tp koq malah nggilani yo wkwkwkwkwk...

ya moga2 aja yang ngerasa mringis sana sini itu nggilani cm km aja ya huehehehe nek nda kan percuma tulisan ini baca bnyk orang lak an???

btw keep make this world getting better always...